For Me, For You, and For Rosie
GREYSON SHORT STORY (part 3) written by @savirrs
"Do you love sunset?" Suara itu mengalihkan pandanganku dari panorama sunset Tanah Lot yang sangat indah.
"Yeah, I love it so much."
"And uhm... Do you forgive me?"
Aku terdiam dan memandang Greyson sejenak. "I was so shock because of
Rosie's death. I couldn't think clearly. I blamed everybody. And I have
thought about it again. It's not your fault. Rosie's death is completely
because of a car accident. I'm the one who supposed to say sorry."
"So... Can we be friends?"
Aku tersenyum. "Yeah, we're friends."
"Greyson, Karen."
Aku dan Greyson menoleh, lalu...
KLIK!
Hilary yang ada di belakang kami baru saja mengambil foto kami berdua
yang membelakangi sunset. Aku pun hanya tersenyum malu dan Greyson juga.
"Aaaaw, you're guys are so sweet."
"Shut up, Hilary."
"And Greyson, you said you have something for Karen. Would you tell us what is that?" Goda Hilary.
Aku menatap penasaran ke arah Greyson. Ia hanya tersenyum misterius lalu
berlalu meninggalkanku dan Hilary. "I'll tell you very soon."
"See, girl? He's not as bad as you think. You should hate him."
"I know," kataku sambil tersenyum.
Entah mengapa jantungku berdebar sedikit lebih kencang. Dan aku menikmatinya. Debaran itu memberiku rasa hangat dan tenang.
Mungkin...
Setenang Rosie 'disana'.
*****
Hari keempat di Bali.
Aku beranjak tidur. Naik ke ranjangku dan menghela napas. Tur hari ini
cukup melelahkan. Namun entah mengapa aku merasa senang. Saaaaangat
senang.
Aku mengambil sebuah gantungan kunci dari meja di sebelah ranjangku.
Sebuah gantungan kunci berbentuk wayang yang Greyson beli di Pasar
Sukawati beberapa hari yang lalu.
Kupu-kupu itu kembali menggelitik perutku. Aku tersenyum mengingat kejadian-kejadian seru saat di Tanjung Benoa tadi.
Dan yang paling kuingat, saat snorkeling. Greyson berkali-kali
menjahiliku. Mulai dari menggelitiki kakiku, menarik tanganku, juga
melakukan hal-hal konyol lainnya.
"You look so in love with him," kata Hilary membuyarkan lamunanku.
"Pardon me?"
"You look so happy if you're with him. You fall in love with him, right?"
"Oh, shut up, Hi. Of course, no."
"Liar," kata Hilary sambil menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut dan langsung tertidur.
Tak lama setelah itu, ponselku berdering.
Water, wind, tears, how dare you touch me.
Tonight, 11pm.
#code
Begitulah pesan yang kuterima dari seseorang di kontak handphone-ku bernama 'Greyson'.
Sungguh, aku tak pernah meminta nomor Greyson. Namun kontak ini
tersimpan di iPhone-ku. Sepertinya... Greyson menyimpan nomornya di
ponselku saat kita bertemu di kolam renang beberapa hari yang lalu.
Apa maksud dari pesan ini ya? Apa Greyson mengajakku bertemu? Namun dia tak menyebutkan tempatnya. Ia hanya memberi kode.
Water. Apa maksudnya kolam renang?
Wind. Disaat kita berdua ditiup angin malam.
Tears. Dan aku menangis di depannya malam itu.
How dare you touch me. Ini yang paling ku ingat. Aku mengatakan ini saat dia menyentuhku.
Jadi... Greyson mengajakku bertemu di kolam renang?
Tepat jam sebelas, saat Hilary telah tertidur, aku pergi ke kolam renang. Dan benar, Greyson ada di sana.
"Finally, you come," kata Greyson saat aku telah terduduk di sebelahnya.
"Do you have something important to talk?"
"No. I just need someone to... Talk."
"And why you choose me to be the person you'll talk?"
"I don't know. You just different."
Aku terdiam dan mengernyitkan alisku. "Different?"
"Yeah, different. I never met a girl like you."
"What makes me different?"
Greyson terdiam sejenak. "You're braver than any girls I ever met. To be
here, you're very brave. You sacrifice yourself. You do everything for
your sister, don't care about the risks. You amaze me."
Aku terdiam mendengarkan Greyson yang sangat frontal.
"You know, blow by the wind up like this makes me feel comfort and makes
me feel... Free. Like I've no problem on my life," kata Greyson lagi
yang aku tak mengerti mengapa tiba-tiba ia berbicara seperti itu
kepadaku.
"Why you tell me about that?"
Greyson mengendikkan pundaknya. "Cause I've nobody to talk."
"You have your sister."
Greyson terdiam dan memandang menerawang ke depan, entah apa yang ia lihat.
"I usually talk to the stars," kataku sambil mendongakkan kepala,
melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit Bali malam ini.
"I've never do that," ucap Greyson sambil mengikutiku memandang bintang-bintang.
"I usually do it when I feel alone. When I have many problems on my
life. And it works. I feel so much better after talk to them. Like they
listen what I say. Like they understand me."
Kami berdua kembali terdiam. Terhanyut dalam angin malam yang memberi
kami berdua kedamaian dan ketenangan. Walau hanya untuk sejenak.
"Sometimes, I wanna be the old me. Be an ordinary boy from Oklahoma.
Where study and play with friends is all I need to do. To be a normal
teenager. Do everything I want. I wanna get out from all of this
entertainment world, where sometimes I should act."
"Act?" Potongku.
"To be sold to public, to attracts people, to gain fans. It's like a natural law. You know what I mean."
"I know, but... Does it means you act every time?"
"No. I mean... It's still the real me. Just sometimes I need to act.
Like when I have many problems, I should act like everything's okay. And
when I like someone... I should act like my fans is the only one who
own my heart."
Aku terdiam. Memandang Greyson yang terlihat berbeda, tidak seperti
Greyson yang kutemui tadi. Sosok Greyson kali ini lebih terlihat rapuh.
Sepertinya Greyson sedang berada di titik terlemahnya. Dimana ia lelah
dengan semua rutinitasnya sebagai seorang superstar.
Dan Greyson yang kulihat sekarang ini adalah Greyson yang sebenarnya, yang tidak sedang berakting untuk kepentingan pekerjaan.
"These all is so hard for me," katanya lagi.
"Life is hard, Greyson. But that's the purpose of life. To survive, to
learn, to find out who we are, and to find out who's our love. And
sometimes to act."
Greyson memandangku dan menganggukkan kepalanya pelan.
"Sometimes I feel down. I feel alone. I feel tired. But then I realized
but this is my destiny. This is my life and this is what I want. Music
is my passion and I love to put myself all into it. I love having fans
and make them happy. I love working and doing music with great people. I
love it when people appreciate my work. I love everything."
"Life is like a roller coaster. It has ups and downs. It needs a long
time to get the top but it's really fast to get to the bottom. It's hard
to be happy, to get what we want, but it's really easy to get down. But
a roller coaster should keep moving. Life must go on. And all we need
to do is just to be ourselves and to live our life."
Greyson memandangku dan tersenyum.
"It's normal when you feel tired, you feel alone, and feel down.
Everybody feels it. Me too. That means you're a normal boy, Greyson.
Even though you're a superstar. Superstars are human too, right?" Kataku
lagi.
"You just like the stars. You understand me," katanya.
Aku terdiam dan ikut tersenyum, diikuti senyuman Greyson.
"I want to escape," kata Greyson selanjutnya.
"Escape?"
"Yeah. Going somewhere alone. Masquerade. Like a spy," kata Greyson berandai-andai.
Aku memutar mataku. "In your dream, Mr. Chance."
Aku kembali memandang bintang-bintang di langit sambil merasakan tiupan
angin yang membuatku mengeratkan pelukanku pada diriku sendiri.
"Feel cold?"
Aku menganggukkan kepalaku sambil memperhatikan Greyson yang beranjak
dari kursinya, melepaskan hoodie-nya, dan memakaikannya padaku. Aku
tertegun.
Greyson begitu gentle. Dia sangat baik. Aku merasa bodoh pernah
membencinya dulu. Bahkan aku masih membencinya lima hari yang lalu.
Benar-benar konyol.
"How about you and Casey?"
"I don't know. She's still hating on me, I think. But I can understand
it. I was a hater and it's normal if your fans was hating on me."
"But now you're not, right?"
Aku menganggukkan kepalaku. "I'm your friend. And we've spent thirty
minutes here Mr. Chance. If you don't mind, I wanna go back to my room.
I'm so sleepy."
"Me too. Let's go back together."
Aku dan Greyson pun beranjak pergi dari kolam renang. Jantungku berdebar
kencang saat Greyson menggandeng tanganku. Dan kali ini perasaan nyaman
itu kurasakan lagi. Perasaan yang memberiku rasa hangat dan tenang.
Perasaan yang selalu kurasakan saat aku bersama dengan lelaki yang
sedang menggenggam tanganku saat ini.
Aku merasakan sesuatu itu.
Sesuatu yang membuat jantungku berdebar kencang.
Sesuatu yang tumbuh cepat di dalam benakku.
Memberi sengatan-sengatan aneh namun menyenangkan pada diriku.
Dan merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Orang-orang biasa menyebutnya.....
Cinta.
*****
Tour terakhir di Bali.
Setelah berjalan-jalan dan melakukan ini-itu di Pantai Kuta, kami
singgah di salah satu restoran di kawasan pantai tersebut untuk makan
malam.
Kami semua duduk di sebuah meja panjang. Semua saling berbincang sambil
melepaskan kepenatan sejenak, lelah karena tour hari ini.
Namun ada satu yang membuatku khawatir: lima belas menit yang lalu
Greyson pergi ke toilet, namun ia belum kembali sampai sekarang. Dan
yang lebih aneh lagi, ia membawa topinya.
Semua orang terlalu sibuk dengan diri msing-masing yang kelelahan
sehingga tak menyadari kalau Greyson tak ada disana. Kurasa ada yang tak
beres. Aku pun pergi ke toilet juga. Saat aku sampai di depan toilet,
Greyson meneleponku.
"Help! I caught by some fans! I'm hiding on the parking lot now! Don't tell anybody! Hurry!"
Aku mendadak panik. Baru aku mau menjawab, Greyson sudah memutuskan
sambungan teleponnya. Entah ia bercanda atau serius, namun dia
benar-benar membuatku panik.
Aku pun mengenakan topiku dan mengendap-endap keluar dari restoran. Aku
sedikit berlari ke arah parking lot yang terdapat banyak mobil dan bis
disana. Aku mencoba mencari Greyson diantara mobil-mobil yang terparkir
disana. Aku mencoba bertanya kepada beberapa orang disana tapi tak ada
yang melihat seseorang bertubuh tinggi, putih, berkaus biru, bercelana
jeans panjang, dan bersepatu converse.
"Damn! Where the hell is Greyson?!" Umpatku.
Tiba-tiba, seseorang menarikku dari balik mobil hitam. Seseorang berkaus merah dan bertopi biru.
"Greyson!" Kataku setelah mengetahui orang yang menarikku adalah
Greyson. "What the hell are you doing?! You scared me! Damn you!"
"Sssshhhh! Don't talk too loud! I was trying to escape," katanya dengan napasnya yang terengah-engah.
"You're crazy!"
"Yes, I definitely am."
"Now we should back to the restaurant."
"But..."
"No, but!" Potongku. "Don't you think that what you do is danger?! You
can be attacked by your fans! How if they do something to you?! Your
crews will be worried if they know you're escaping! You..."
Aku terpaku.
Aku memejamkan mataku.
Jantungku berdebar kencang.
Aku kembali mendapatkan sengatan-sengatan ajaib itu.
Aku merasakan rasa hangat yang membuatku nyaman dan tenang.
Namun selalu memacu jantungku.
Mau tau apa yang terjadi?
.....................
......................
.....................
Greyson melumat bibirku lembut.
Cukup lama.
Dan aku bisa merasakan ia tersenyum saat bibir kita bertaut.
Dan akhirnya Greyson melepaskan ciumannya. Ia memelukku erat.
"Aku suka kamu. Aku cinta kamu," katanya sambil menatap mataku dalam dan
membuat kupu-kupu di perutku berterbangan. "Don't be too worry, Miss
Collins."
Aku tertegun. Kata-kata yang Greyson tanyakan kepadaku beberapa hari
yang lalu, yang aku tak mengerti untuk apa ia tanyakan, ia katakan
kepadaku.
Hah?
Greyson menyukaiku?
Apa aku tak salah dengar?
Apa aku mimpi?
"You're blushing," kata Greyson sambil tersenyum dan mengelus pipiku. "Let's go back to the restaurant."
Greyson menggandeng tanganku dan kita mengendap-endap kembali ke restoran.
Aku tertunduk tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Aku rasa aku hanya bermimpi atau ini hanyalah angan-anganku saja.
Aku kembali merasakan perasaan yang kusuka itu. Dan aku berpikir bahwa rasa itu memang ada.
Ciuman itu.
Kata-kata itu.
Greyson, I like you and I love you too.
*****
Kaburnya Greyson membuat heboh semua orang. Stacy, Lisa, dan Scott
sangat marah dengan Greyson. Mereka menghukum Greyson semalaman dengan
cara mengurungnya di dalam kamar, mengetahui Greyson beberapa kali
keluar dari kamar tengah malam, untuk ke kolam renang, yang dua kali
bertemu denganku.
Namun semua orang justru berterimakasih padaku karena telah
'menyelamatkan' Greyson. Awalnya mereka bertanya mengapa aku tak
memberitahu mereka jika Greyson kabur. Aku beralasan bahwa aku tak mau
membuat semuanya heboh dan menimbulkan kecurigaan dari orang sekitar.
Bisa-bisa mereka ikut mencari Greyson. Dan mereka percaya dengan
alasanku.
Sampai di hotel, aku pun langsung menuju kamar. Namun...
"Karen," panggil seseorang.
"Casey?"
"Uhm... I just wanna say thank you. Thank you for saving Greyson. And
I'm sorry cause I ever hating on you. But now I'm not, believe me,"
katanya.
"It's okay..."
"So... We're friends now?"
"Casey, we were friends since the first time we met."
"Okay, thanks. Uhm... I'm gonna back to my room."
Aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum. Casey pun kembli ke kamarnya.
Nah, everything's clear now.
For you Rosie.
*****
Tujuh hari adalah waktu yang sangat cepat. Secepat perasaanku pada Greyson yang berubah.
Tour telah usai dan saat ini kami semua berada di Ngurah Rai Airport
untuk kembali ke Amerika. Rombongan Greyson dan peserta lainnya kembali
ke L.A. sedangkan aku, Hilary, dan Helena kembali ke New York ditemani
beberapa orang panitia.
"I'm gonna miss you," katanya sambil memelukku erat.
Aku terpejam. Menikmati sensasi hangat dari pelukan yang ia berikan.
Menikmati sengatan-sengatan aneh namun menggelitik yang kusuka. Dan
menikmati wangi tubuhnya yang akan kurindukan. Membuatku sadar, kalau
aku memang menyukai lekaki ini. Kali ini bukan untuk Rosie. Namun untuk
diriku dan hatiku. Dan untuk Greyson.
"Me too."
"Promise me something."
"What's that?"
"Don't go for other guy."
Aku mengernyitnkan alisku rapat, tak mengerti dengan apa yang Greyson
maksud. Baru saja aku akan bertanya pada Greyson, seseorang menyuruh
Greyson dan rombongan yang kembali ke Los Angeles untuk segera masuk ke
pesawat. Greyson pun segera menyambar tasnya lalu memelukku sekali lagi.
"You completely know what I mean," bisiknya di telingaku. Aku tersenyum.
"And this is for you. Read that on the plane and wear that," katanya
lagi sambil memberiku secarik kertas yang dilipat-lipat, serta sebuah
kotak biru yang aku tak tahu isinya apa.
Greyson mengecup bibirku cepat. "See you, baby."
Ia pun meninggalkanku. Aku hanya memandanginya yang semakin menjauh saat
akhirnya ditelan pintu. Rasanya sesuatu hilang dari diriku. Kebahagiaan
yang langka itu tak akan kudapatkan sampai entah kapan kami akan
bertemu lagi.
Lima belas menit kemudian aku masuk ke pesawat. Aku segera membuka kertas dari Greyson.
Dear Rosie,
Thanks for making my day. Thanks for being a good friend and a good listener. Thanks for saving me and thanks for everything.
You're my favorite girl. You're different. And you own my heart now.
I know a week is too fast for me to like you, to love you. But that's
what I feel. I'm madly in love with you. I know I'm too frontal. But I
just want you to know about my feeling. And I hope you feel the same as
me.
Next month I'll go to NY and visit your house and Rosie's grave. I promise.
So that's all. Don't forget to wear the necklace. I have the half one.
I'll call or text you if I arrived.
I love you.
Sincerely,
Yours
Kupu-kupu di perutku kembali menari.
Yours?
Greyson menganggap dirinya milikku?
Aku pun melipat kembali surat itu dan membuka kotak biru yang Greyson berikan tadi.
Di dalamnya terdapat sebuah liontin berbentuk setengah hati. Seperti yang Greyson katakan, ia memiliki bagian satunya.
Ku pun memakai kalung itu dan menikmati penerbanganku ke New York.
*****
New York, 3 months later.
My new song My Everything will be released on iTunes today. Don't forget to buy and listen it ;)
Begitulah short message yang kuterima dari Greyson. Kabarnya sih lagu
ini didedikasikan untuk seseorang. Tapi Greyson tak mau memberitahuku
siapa yang ia maksud. Ia hanya menyuruhku untuk mendengarkannya sendiri.
Malamnya, aku segera membeli lagu itu di iTunes dan mendengarkannya. Aku
mengenakan headphone dan bersembunyi di balik selimut. Aku memejamkan
mataku dan mulai mendengarkan lagu itu.
My heart just beats for you
My breath belongs to you
My steps directs me to you
My songs is all about you
I wanna be the sun of your world
I wanna be the moon of your sky
I wanna be the light of your dark
I wanna be the only one for you
Cause your blonde hair attracts me
Your blue eyes can fly me
Your smile makes my world stops for a while
Can you hear that heartbeat on my chest when you're around?
Can you feel that butterflies in my stomach fly when you're by my side?
You're the melody to my songs
You're the notes on my piano
This is me and you're my everything
Aku tersenyum mendengarkan lirik di lagu baru Greyson itu. Sekarang aku
tahu untuk siapa lagu itu Greyson buat. Dan aku sangat bahagia untuk
mengetahuinya.
Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menunggu Greyson dan tak bersama
lelaki lain. Membiarkan perasaan rindu ini mejadi lebih besar,
menumbuhkan lebih banyak benih-benih cinta. Tak peduli kapan Greyson
akan datang untuk memberikan cintanya, aku akan menunggunya.
Karena lagu itu untukku.
Untukku.
Dan untuk Rosie.
-TAMAT-
<3 ^^
ReplyDelete